Kami Sayang Ibu |
Tayangan ulang untuk hari Ibu - hasil karya mang Ucup tulen!
Apakah Anda mengasihi Ibu Anda? Apakah Anda masih ingat betapa besar kasih
sayangnya Ibu Anda?Bacalah artikel ini! Kasih seorang Ibu. Jalannya sudah
ter-titih2, karena usianya sudah lebih dari 70 th, sehingga kalau tidak perlu
sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak
perempuan, ia harus tinggal dirumah jompo, karena kehadirannya tidak
di-inginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan
melahirkan putrinya tsb. Ayah dari anak tsb minggat setelah menghamilinya tanpa
mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
Disamping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi
yg belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yg
hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir
dari rumah orang tuanya. Selain aib yg harus di tanggung, ia pun harus bekerja
berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak
ada seorang pun yg mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun
ucapan selamat dari siapapun juga, yg ia dapatkan hanya cemohan, karena telah
melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.
Pengorbana Ibu kepada anaknya |
Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yg
didapatkannya dari Tuhan dimana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia
berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yg ia miliki hanya untuk putrinya
seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih. Siang ia harus
bekerja berat di pabrik dan diwaktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh
malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yg ia bisa dapatkan.
Terkadang ia harus menjahit s/d jam 2 pagi, tidur lebih dari
4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yg tidak pernah ia dapatkan. Bahkan
Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan
semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yg
tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa
pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya,
disamping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian,
karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk
daging yg seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya
sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan
memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yg tercinta, hanya
yg terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian s/d makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca diluaran
sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari
Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk
putrinya, tetapi ternyata uang yg telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia
tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin
sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk
keluar rumah dan bekerja.
Sejak saat tsb ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering
sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan
memberikan hanya yg terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban,
jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia
tidak pernah absen bekerja demi putrinya yg tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa
melanjutkan studinya diluar kota. Disana putrinya jatuh cinta kepada seorang
pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui
bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat
oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yg bekerja hanya
sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada
calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari
jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak di
undang, bahkan kehadirannya tidaklah di inginkan. Ia duduk di sudut kursi
paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan
memberkati putrinya yg tercinta. Sejak saat itu ber-th2 ia tidak mendengar
kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya.
Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang
putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah
mempunyai seorang cucu.
Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan
menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak
rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa
mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dgn anak dan cucunya, karena
keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia
melamar dgn menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga
putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan
bekerja disana. Dirumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi
bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari
keluarga tsb. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia
permohonannya telah dikabulkan.
Dirumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan
khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinyada
daripada dirinya sendiri. Disamping itu sering sekali di bentak dan dimaki oleh
putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa
berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yg kecil dibelakang dapur. Ia berdoa
agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak
dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja
kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja ber-th2 sebagai babu tanpa ada orang yg
mengetahui siapa dirinya dirumah tsb, akhirnya ia menderita sakit dan tidak
bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yg
setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di
rumah jompo. Puluhan th ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dgn putri
kesayangannya. Uang pension yg ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk
putrinya, dgn pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh
sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi.
Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yg ia dambakan
sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya
sekali lagi. Disamping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yg ia
telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat dibawah nol dan
salujupun turun dgn lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak
mau keluar rumah lagi, karena diluaran sangat dingin, tetapi Nene tua ini tetap
memaksakan diri untuk pergi kerumah putrinya. Ia ingin betemu dgn putrinya
sekali lagi yg terakhir kali. Dgn tubuh menggigil karena kedinginan, ia
menunggu datangnya bus ber-jam2 diluaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena
jarak rumah jompo tempat dimana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya.
Satu perjalanan yg jauh dan tidak mudah bagi seorang nene tua yg berada dlm
keadaan sakit.
Setiba dirumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia
mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yg membukakan pintu rumah
gedong dimana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yg diucapkan
putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dgn ibunya? Tidak! Bahkan ia di
tegor: "Kamu sudah bekerja dirumah kami puluhan th sebagai pembantu,
apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu
dibelakang rumah!"
"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya
ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi,
mungkin yg terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena diluaran
dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata
wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, disamping itu sebentar lagi
kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain
kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!"
ucapan putrinya dgn nada kesal. Setelah itu pintu di tutup dgn keras. Ia
mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak
ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesianpun tidak ada.
Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi,
ternyata ada orang mau pinjam telepon dirumah putrinya "Maaf Bu,
mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon kekantor
polisi, sebab dihalte bus di depan ada seorang nene meninggal dunia, rupanya ia
mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya
saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari
kasih sayang putrinya yg tercinta yg tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Ibu saya tidak melek komputer, bahkan beliau seorang wanita
yg buta aksara, tetapi untuk mang Ucup pribadi beliau adalah wanita yg paling
hebat, dimana s/d detik ini mang Ucup masih bisa belajar dari padanya. Belajar
memberikan dan membagikan kasih tanpa pamrih dan tanpa lagas. Ibunya mang Ucup
menderita sakit kanker, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Tiap kali saya
menelpon Ibu, pertanyaan standard selalu diajukan kepada saya: "Apa yg Ibu
bisa bantu untukmu nak?" Ia tidak memohon untuk dirinya sendiri dlm doanya,
yg ia utamakan selalu hanyalah kami anak2nya! Ia selalu mendoakan kami siang
dan malam.
Maka dari itulah untuk mang Ucup, Ibu saya adalah wanita yg
tercantik sejagat raya, melebihi daripada Michael Preifer walaupun ia barusan
saja terpilih oleh majalah People sebagai wanita tercantik sedunia untuk th
1999. Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dgn penuh kasih sayang
tanpa mengharapkan pamrih apapun juga.
Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari
bagi anak2nya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan
lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun.
Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan
tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari2
tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada
Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja " sedangkan di hari2 lainnya tidak
pernah mengingatnya, boro2 memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak
punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau
memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar
daripada bunga maupun hadiah.
Terima Kasih Atas Kasih Sayang yang Engkau Berikan Ibu |
Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan
kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2? Dan
kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dgn ucapan terima kasih
kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga
maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa
melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest, When Mother
prayed, her soul was blest; Her heart and mind on Christ were stayed, And God
was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city, but it takes a mother to
make a home.
Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini
kepada rekan2 lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup
berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar