Sabtu, 10 November 2012

Teori Dorothea E. Orem


BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Teori Dorothea E. Orem merupakan teori asuhan keperawatan yang dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. Kemudian, teori Dorothea E. Orem ini dikenal sebagai self-care deficit theory.
Tujuan adanya teori Dorothea E. Orem adalah untuk mempermudah penulis agar mempunyai arah dan petunjuk yang tepat dalam penulisan sehingga kegiatan penulisan makalah ini menjadi terpusat kepada objek yang benar. Teori Dorothea E. Orem memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan dan kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi saat penulisan makalah. Dengan teori Dorothea E. Orem, seorang penulis mampu mengambil sikap dan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah penulisan makalah. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang berbagai macam teori Dorothea E. Orem.
Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap teori Dorothea E. Orem, maka lahirlah makalah yang berjudul “ TEORI DOROTHEA E. OREM “.
B.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui macam-macam teori Dorothea E. Orem.



C.    Manfaat Penulisan
      Agar dapat mengetahui teori Dorothea E. Orem dan sebagai media informasi pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar serta penambah wawasan informasi dalam materi pembelajaran blok II.
















BAB  II
ISI DAN TEORITIS
A.    Macam-macam Teori Dorothea E. Orem
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit  meliputi 3 teori yang berkaitan, yaitu Self Care, Self Care Deficit, dan Nursing System. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing sistem, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).
            1. Teori Self Care
Self Care (perawatan diri) merupakan suatu konstribusi berkelanjutan orang dewasa bagi eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraannya. Self Care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya. Jika dilakukan secara efektif, upaya perawatan diri dapat memberikan konstribusi bagi integritas struktural fungsi dan perkembangan manusia.
Kebutuhan perawatan diri, menurut Orem, meliputi pemeliharaan udara, air/ cairan, makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, dan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial, pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi, keterbatasan, keinginan untuk normal.
Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri (self care agency) merupakan kekuatan atau kemampuan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi produksi untuk perawatan diri. Self care agency ini dipengaruhi oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi sosial-budaya, kesehatan, dan sumber daya yang tersedia.
Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitas perawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode yang valid. Perawatan diri sendiri memiliki beberapa prinsip. Pertama, perawatan diri dilakukan secara holistik, mencakup delapan komponen kebutuhan keperawatan diri diatas. Kedua, perawatan diri dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh-kembang manusia. Ketiga, perawtan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit dengantujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
            2. Teori Self Care Deficit
Teori Self Care Deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan diperlukan. Defisit perawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri.
Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan menurut Orem, yaitu tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain, memberikan petunjuk dan pengarahan, memberikan dukungan fisik dan psychologis, memberikan dan memelihara lingkungan  yang mendukung pengembangan personal, dan pendidikan. Oleh karena itu, untuk dapat memberi bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang dimiliki perawat dalam memberikan perawatan kepada klien.
Menurut Orem  (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan, yaitu membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan; menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan; bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat; menjelaskan, memberikan dan  melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk keperawatan; dan mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.
            3. Teori Nursing System
            Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.
            Ada tiga klasifikasi sistem keperawatan dalam perawatan diri. Pertama, wholly compensantory nursing system; perawat member bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi. Kedua, partly compensantory nursing system; perawat dan klien saling bekerja sama dalam melakukan tindak keperawatan. Dalam hal ini, peran perawatn tidak total tetapi sebagian. Ketiga, supportive educative nursing system; klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat (supportive dan educative) saat klien sudah mampu melakukannya.
B. Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga
1. Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan
            Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
2.Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien?.


3.      Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota  keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.
4.      Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber – sumber.
Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency untuk masing – masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga
Terdapat empat dimensi, yaitu individu subsistem : self care individu; pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care demkian keluarga dependen dapat dialkukan dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand. Karakteristik unik secara keseluruhan pola – pola interaksi sepanjang hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga; lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care; dan agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system pelayanan kesehatan dan elemen system keluarga.
C. Pengkajian / Riwayat keperawatan
Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga.
Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang meliputi :
1. Universal self care
            Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social.
2. Developmental self care
            Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan  akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga.
3. Health deviation
            Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang lain.











BAB  III
KASUS

A. Aplikasi Konsep Self Care Orem dalam Praktek Keperawatan Keluarga dengan Kasus Diabetes Mellitus
Keluarga Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2 anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun  menderita penyakit Asthma. Pada saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data  bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota  keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara  solitude ( kesepian ) dan interaksi social. Hasilnya keluarga ini  tidak dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care.






BAB  IV
PEMBAHASAN

A. Faktor Personal
Nama : Keluarga Tn H
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki –laki
Budaya : Suku Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Universal Self Care
Tempat tinggal di rumah sendiri dengan ukuran 5  x 13 m, kamar 2 ruang keadaan rumah cukup rapi.  Makanan  kurang dapat memberikan intake yang adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi kurang berinteraksi dengan lingkungan.
C. Developmental Self Care
Keluarga dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronis. Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu. Peran sebagai orang tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Fungsi sosialisasi terganggu.


D. Health Deviations
Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sakit seperti : nutrisi, istirahat, dan sosialisasi.
E. Self Care Deficits
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
F. Intervensi
Tujuan adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota   keluarga seperti: nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
G. Rencana Tindakan
Tingkatkan motivasi, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga  melalui manajemen nutrisi, monitoring aktifitas dan istirahat, monitoring social interaksi, manajemen koping keluarga, pendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian, penyebab/pencetus kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.






BAB  V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dorothea E. Orem mengembangkan teori Self Care Deficit  meliputi 3 teori yang berkaitan, yaitu Self Care, Self Care Deficit, dan Nursing System. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing sistem, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).
Konsep self care Orem dalam praktek keperawatan keluarga meliputi 3 konsep, yaitu operasional praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan, operasional diagnosis, dependent Care Unit sebagai unit pelayanan, dan keluarga sebagai unit pelayanan.
Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga, yaitu universal self care, developmental self care, dan health deviation.
B. Saran
Mengingat pelaksanaan penulisan ini baru berjalan sepekan sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Oleh karena itu, disarankan kepada penulis untuk dapat  melengkapi informasi tentang teori Dorothea E. Orem.



DAFTAR PUSTAKA
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Perry, Potter. 2009. Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar: