BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Dorothea E. Orem merupakan
teori asuhan keperawatan yang dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan.
Kemudian, teori Dorothea E. Orem ini dikenal sebagai self-care deficit theory.
Tujuan adanya
teori Dorothea E. Orem adalah untuk mempermudah penulis agar mempunyai arah dan petunjuk
yang tepat dalam penulisan sehingga kegiatan penulisan makalah ini menjadi
terpusat kepada objek yang benar. Teori Dorothea E. Orem memberikan gambaran
tentang apa yang harus dilakukan dan kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi
saat penulisan makalah. Dengan teori Dorothea E. Orem, seorang penulis mampu
mengambil sikap dan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah penulisan
makalah. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang berbagai macam teori
Dorothea E. Orem.
Berdasarkan
ketertarikan penulis terhadap teori Dorothea E. Orem, maka lahirlah makalah
yang berjudul “ TEORI DOROTHEA E. OREM
“.
B. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui macam-macam teori Dorothea E. Orem.
C. Manfaat
Penulisan
Agar
dapat mengetahui teori Dorothea E. Orem dan sebagai media informasi
pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar serta penambah
wawasan informasi dalam materi pembelajaran blok II.
BAB II
ISI
DAN TEORITIS
A.
Macam-macam
Teori Dorothea E. Orem
Orem
mengembangkan teori Self Care Deficit
meliputi 3 teori yang berkaitan, yaitu Self Care, Self Care Deficit, dan Nursing
System. Ketiga
teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self
care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing
agency, dan nursing sistem, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning
factor (faktor kondisi dasar).
1. Teori Self Care
Self
Care (perawatan diri) merupakan suatu konstribusi
berkelanjutan orang dewasa bagi eksistensinya, kesehatannya, dan
kesejahteraannya. Self Care ini
menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup,
kesehatan, dan kesejahteraannya. Jika dilakukan secara efektif, upaya perawatan
diri dapat memberikan konstribusi bagi integritas struktural fungsi dan
perkembangan manusia.
Kebutuhan
perawatan diri, menurut Orem, meliputi pemeliharaan udara, air/ cairan,
makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat,
dan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial, pencegahan bahaya bagi
kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi
dan perkembangan individu dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi,
keterbatasan, keinginan untuk normal.
Kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri (self
care agency) merupakan kekuatan atau kemampuan individu yang berhubungan
dengan perkiraan dan esensial operasi produksi untuk perawatan diri. Self care agency ini dipengaruhi oleh
usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi sosial-budaya,
kesehatan, dan sumber daya yang tersedia.
Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitas perawatan diri yang
dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri
dengan menggunakan metode yang valid. Perawatan diri sendiri memiliki beberapa
prinsip. Pertama, perawatan diri
dilakukan secara holistik, mencakup delapan komponen kebutuhan keperawatan diri
diatas. Kedua, perawatan diri
dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh-kembang manusia. Ketiga, perawtan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau
penyakit dengantujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
2. Teori Self Care Deficit
Teori Self Care Deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang
menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu
keperawatan serta kapan keperawatan diperlukan. Defisit perawatan diri ini
terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri.
Bantuan yang
diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada lima metode
bantuan menurut Orem, yaitu tindakan
untuk atau dilakukan untuk orang lain, memberikan petunjuk dan pengarahan,
memberikan dukungan fisik dan psychologis,
memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal,
dan pendidikan. Oleh karena itu, untuk
dapat memberi bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang
dimiliki perawat dalam memberikan perawatan kepada klien.
Menurut Orem (1991)
mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan,
yaitu membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara
hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien
dapat melegitimasi perencanaan keperawatan; menentukan jika dan bagaimana pasien dapat
dibantu melalui keperawatan; bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan
untuk kontak dan dibantu perawat; menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam
bentuk keperawatan; dan mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan
sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta
pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
Bantuan yang diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.
3. Teori Nursing System
Nursing
system didesain oleh
perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self
care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self
care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah
suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah
didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu
orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui
pelatihan dan pengembangan self care
agency.
Ada tiga
klasifikasi sistem keperawatan dalam perawatan diri. Pertama, wholly compensantory nursing system; perawat member
bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi. Kedua, partly compensantory nursing system;
perawat dan klien saling bekerja sama dalam melakukan tindak keperawatan. Dalam
hal ini, peran perawatn tidak total tetapi sebagian. Ketiga, supportive educative
nursing system; klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat (supportive dan educative) saat klien sudah mampu melakukannya.
B.
Konsep Self Care Orem Dalam
Praktek Keperawatan Keluarga
1.
Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga
menurut tipe situasi perawatan
Langkah pertama dalam disain nursing system
untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota,
eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care yang
adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan
sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
2.Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang
berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi
factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self
care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien?.
3. Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi
dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon
anggota keluarga terhadap caregiver. Ini
penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system
dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama
perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada
seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.
4. Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh
tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care
pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan
perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person
meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya,
kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber – sumber.
Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care
demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan
dependen care agency untuk masing – masing anggota keluarga dan system searah (
adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks
system keluarga
Terdapat empat dimensi, yaitu individu subsistem : self care individu;
pola interaksi keluarga : dependen care system
untuk memenuhi therapeutic self care demkian keluarga dependen dapat dialkukan
dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand.
Karakteristik unik secara keseluruhan pola –
pola interaksi sepanjang hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua
anggota keluarga; lingkungan
: pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care;
dan agency : social cultural, status kesehatan,
elemen-elemen system pelayanan
kesehatan dan elemen system keluarga.
C.
Pengkajian / Riwayat keperawatan
Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem
diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi
badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan
keluarga.
Menurut Orem pengkajian
juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang meliputi
:
1.
Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses
mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus
kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara
yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam
keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social.
2.
Developmental self care
Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan,
kebutuhan akibat adanya suatu kondisi
yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi:
perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat
adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya,
konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang
dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan
dan pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh
anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola
perilaku dalam keluarga.
3.
Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan
seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara
permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang
lain.
BAB III
KASUS
A.
Aplikasi Konsep Self Care Orem dalam
Praktek Keperawatan Keluarga dengan Kasus Diabetes Mellitus
Keluarga
Tn. H terdiri dari seorang ibu berusia 35 tahun, ayah beruasi 38 tahun, dan 2
anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun. Anak yang berusia 10 tahun menderita penyakit Asthma. Pada saat
kunjungan rumah perawat mendapatkan data
bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care demand pada anak yang
sakit dan merawat anak yang sehat dan tidak mampu melakukan perawatan yang
selayaknya / seharusnya. Tn H berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya
,tetapi tidak mampu untuk memenuhi perawatan anggota keluarganya. Ny. H memiliki pengalaman yang
kurang dalam mempertahankan intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan
antara istirahat dan aktifitas, dan keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan interaksi social.
Hasilnya keluarga ini tidak dapat
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Tn. H tidak dapat berpartisipasi dalam
memenuhi kebutuhan dependen care anak – anaknya atau membantu istrinya untuk
memenuhi self care. Fungsi keluarga ini mengalami gangguan karena situasi
dependen care dan self care.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Faktor Personal
Nama : Keluarga Tn H
Usia :
38 tahun
Jenis Kelamin :
Laki –laki
Budaya : Suku Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Universal Self Care
Tempat tinggal di rumah sendiri dengan ukuran 5 x 13 m, kamar 2 ruang keadaan rumah cukup
rapi. Makanan kurang dapat memberikan intake
yang adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat dan
aktifitas. Sosialisasi kurang
berinteraksi dengan lingkungan.
C. Developmental Self Care
Keluarga
dengan anak usia sekolah yang salah satunya menderita penyakit kronis.
Tahap tumbuh kembang anak usia sekolah
terganggu.
Peran sebagai orang tua terganggu dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
Fungsi sosialisasi terganggu.
D. Health Deviations
Keluarga tidak mampu merawat anak yang sakit asthma.
Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak
sakit seperti : nutrisi, istirahat, dan sosialisasi.
E. Self Care Deficits
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
F.
Intervensi
Tujuan adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti: nutrisi, istirahat dan
aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
G.
Rencana Tindakan
Tingkatkan
motivasi, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga melalui manajemen nutrisi,
monitoring aktifitas dan istirahat, monitoring social interaksi, manajemen koping keluarga, pendidikan kesehatan tentang penyakit asma:
pengertian, penyebab/pencetus kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dorothea E. Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan,
yaitu Self Care, Self Care Deficit, dan Nursing
System. Ketiga
teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self
care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing
agency, dan nursing sistem, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning
factor (faktor kondisi dasar).
Konsep self care Orem dalam praktek keperawatan keluarga meliputi 3 konsep,
yaitu operasional praktek keperawatan
dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan, operasional diagnosis, dependent Care Unit sebagai unit pelayanan,
dan keluarga sebagai unit pelayanan.
Menurut Orem pengkajian
juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga, yaitu universal self care,
developmental self
care,
dan health
deviation.
B. Saran
Mengingat pelaksanaan penulisan ini baru berjalan sepekan sehingga hasil
yang diperoleh belum maksimal. Oleh karena itu, disarankan kepada penulis untuk
dapat melengkapi informasi tentang teori
Dorothea E. Orem.
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.
Jakarta:
EGC.
Perry, Potter. 2009. Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba
Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar