Selasa, 28 September 2010

Cerpen

 

 

BENCI JADI CINTA…???

 

“ aku pulang.” Yayang melemparkan tasnya dan membanting tubuhnya di sofa yang empuk itu. Dia tampak cemberut dan sedikit kesal disekolah tadi pagi.

“ anak mama sudah pulang ?” mama menyodorkan segelas jus kesukaannya, jus strawberry. Aku menerima jusnya dan meminumnya sampai habis. Lalu merebahkan tubuhku.

“ loh kok muka anak mama cemberut gitu? Ada apa sih sayang? “ mama membelai rambutku.

“ gimana gak kesal, ma. Baru juga hari pertama sekolah, sudah ada aja yang bikin aku kesal. Iih… nyebelin banget sih.” Yayang menceritakan kekesalannya pada mama.

“ emang siapa sih yang bikin anak mama ini kesal ?”

“ gak tau ma, aku gak tau siapa namanya.”

“ cowok?” aku mengangguk.

“ jangan gitu, ntar bisa suka lho.” Mama menggodaku.

“ iihh… apaan sih mama. Sudah ah… aku gak mau cerita lagi ke mama.” Aku beranjak pergi ke kamar meninggalkan mama di ruang tamu sendirian.

***

‘ awas aja kalau sampai gue ketemu sama dia.’ Batin gue saat menuju ke ruang kelas yang terletak di ujung. Tiba-tiba seorang cowok yang baru keluar dari dalam kelas XII IPA 3 menabrakku, hingga badannya menimpa badanku. Saat itu, dapat kurasakan hembusan nafasnya di pipiku. Pada saat itu gue memalingkan muka dan memejamkan mata. Semua siswa yang melihat kejadian itu menyoraki kami. Gue pun tersadar dari hal itu tapi bukan mimpi.

“ loe.” Gue menunjuk mukanya yang sok innocent itu.

“ belum puas loe buat gue kesal kemarin? Sekarang loe buat gue malu di depan teman-teman loe. Mau loe apa sih?” saat itu gue benar-benar dibuat malu sama itu cowok.

“ awas loe. Tunggu aja pembalasan gue.”  Gue beranjak dari tempat itu. Gue gak mau lama-lama dipermalukan sama cowok itu.

***

          Gue melemparkan tas gue di atas meja. Tika, teman yang baru gue kenal kemarin, melihat tingkah gue pagi itu heran.

“ loe kenapa, Yang? Datang-datang kok kesal gitu nampaknya?” Tika menanyalan sikap Yayang yang aneh itu.

“ loe tau gak. Tadi gue ketemu lagi sama cowok yang bikin gue kesal kemarin. Dan kali ini dia membuat gue malu di depan teman-temannya.” Yayang menceritakan kekesalannya.

“ jodoh kali, Yang.” Tika asal bicara.

“ iihh… apaan sih. Loe sama nyokap gue sama aja tau gak. Bikin kesal aja. “ Yayang semakin tambah kesal dengan sikap Tika tadi.

“ iya… sorry deh.”

          Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi.

Teeeeeennng…… Teeeeeeennngg……

***

          Saat di kantin.

“ Yang, loe mau pesan apa? Biar gue yang traktir, deh. Itung-itung permintaan maaf gue tadi.” Tika menawari Yayang.

“ sama aja deh kayak loe.”

“ oke. Loe tunggu bentar ya.” Tika pergi memesan bakso untuk dua porsi.

          Sekitar lima menit menunggu, akhirnya Tika datang juga dengan dua mangkok bakso. Saat mereka sedang asyik makan, Yayang melihat cowok tadi pagi yang membuat dia malu.

“ Tika.” Tika tak mengacuhkan panggilan Yayang. Dia terus asyik menyantap bakso yang ada di mangkoknya.

“ Tika, kamu dengar gue gak sih?” Yayang kesal karena Tika gak mendengarkan panggilannya.

“ apa Yang?”

“ Itu lho cowok yang gue bilang tadi. Cowok yang bikin gue kesal.”

“ yang  mana?” Tika mengarahkan pandangannya keseluruh pojok kantin.

“ yang itu.” Yayang menunjuk cowok yang dimaksud.

“ ha? Kok loe bisa kesal sama dia, Yang? “ Tika berbalik bertanya.

“ yang namanya kesal ya kesal.” Yayang berdiri dari mejanya.

“ loe mau ngapain?” Tika heran dengan tingkah Yayang.

“ lihat aja ntar.” Sebuah ide yang direncanakan Yayang.

“ Yayang loe jangan aneh-aneh deh.” Tika berusaha menghentikan niat Yayang itu tapi terlambat, dia sudah terburu kearah cowok itu. Dan terjadilah hal yang diinginkan Yayang.

“ oops… sorry ya. Gue gak sengaja numpahin kuah bakso ke baju loe. Sekali lagi sorry ya.” Acting Yayang memang hebat. Dia seolah-olah tidak melakukan hal itu.

“ apa-apaan sih loe.” Cowok itu marah sama Yayang. Tapi Yayang malah balik marah ke itu cowok.

“ loe itu yang apa-apaan. Gue kan udah minta maaf. Lagian gue juga gak sengaja kok numpahin kuah bakso ke baju loe.” Cowok itu hanya bisa menahan marahnya, dia pergi ninggalin Yayang. Yayang berjalan kearah Tika yang menyaksikan hal itu.

“ gimana?? Hebatkan gue.” Yayang memainkan rambutnya.

“ Yang, loe benar-benar keterlaluan tadi tau gak. Gue gak nyangka banget loe ngelakuin hal itu.” Tika heran melihat yang dilakukan Yayang tadi.

“ emang kenapa?? Dia pantas kok mendapatkan hal itu.” Yayang tersenyum senang karena rencananya berhasil.

“ Yang, loe gak taukan dia siapa??” Tanya Tika.

“ emang dia siapa?? Bukan siapa-siapa kan disini.” Jawab Yayang santai.

“ dia itu Ritora, Yang. Ritora itu punya segudang prestasi di sekolah ini. Dia juga ketua tim basket sekolah kita. Lagian dia itu paling disegani disini, bahkan banyak cewek-cewek yang ngejar-ngejar dia. Tapi, semua cewek itu ditolak sama dia. Ntah kenapa.” Jelas Tika panjang lebar.

“ Truuuuuuss…. Penting banget gitu gue ngurusin hal yang begituan. Gak deeeeh. Dah ah cabut yuk.” Yayang menarik tangan Tika. Tika meninggalkan uang dua puluh ribu di atas meja untuk membayar dua porsi bakso.

***

          Setelah pulang sekolah tadi, Ritora langsung masuk ke kamarnya. Sudah hampir setengah jam dia di kamar. Dan sekarang yang ada dipikirannya adalah Yayang. Ntah kenapa dia bisa memikirkan gadis itu. Gadis yang selalu bikin hidupnya berantakan dan kesal selama tiga hari ini. Aneh, benar-benar aneh. Gak seperti biasanya dia memikirkan seseorang. Apalagi itu cewek, cewek yang selalu bikin dia kesal. Biasanya cewek yang bikin dia kesal cepat menghilang dari pikirannya dan hidupnya. Tapi ini malah sebaliknya. Malah dia tidak bisa menghapus bayang-bayang cewek itu.

“ aiiiss… kenapa gue mikirin dia. Gak penting banget.” Ritora mencoba memejamkan matanya supaya bisa tidur, dan waktu bangun dia sudah bisa melupakan gadis itu. Tapi, tak semudah yang dia bayangkan. Selalu Yayang hadir dalam ingatannya.

“ brengsek. Kenapa sih loe ganggu hidup gue. Pergi sana jauh-jauh.” Ritora kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Dan akhirnya dia tertidur dengan pulasnya.

***

          Siangnya di sekolah, waktu istirahat. Yayang berjalan menuju perpustakaan, karena ingin mengembalikan buku yang dia pinjem kemarin. Tapi, tiba-tiba seorang cewek menghampiri Yayang dengan marah-marah.

“ eehh… loe yang namanya Yayang?? “ mata cewek itu memelototi Yayang.

“ iya. Loe siapa?.” Dengan santainya Yayang menjawab.

“ gue. Gue Merry.” Cewek itu memperkenalkan dirinya.

“ trus maksud loe kesini apa?.”

“ maksud gue kesini. Gue gak senang dengan perlakuan loe kemarin terhadap Ritora.” Meery  menjelaskan.

“ emang loe siapanya??.” Yayang mulai naik darah karena dia gak pernah didatangin sama cewek hanya cuma karena cowok seperti Ritora.

“ gue pacarnya.” Dengan tegas Meery menjawab.

“ ouh.. loe pacarnya?? Tapi setahu gue Ritora gak punya pacar seperti loe.” Yayang menunjuk muka Merry. Merry pun naik darah dan menampar pipi mulusnya Yayang, tapi  pada saat itu Ritora menahan tangan Merry. Ntah darimana Ritora datang. Merry memberontak kesakitan.

“ lepasin Ritora. Sakit tau.” Merry mengaduh kesakitan.

“ ngapain loe masih disini?? “ Tanya Ritora ke Merry. Merry langsung meninggalkan mereka berdua disitu.

“ loe ngapain kesini?? Gue gak butuh bantuan loe.” Yayang berbicara dengan sinisnya kepada Ritora. Lalu, dia berlalu dari situ dan meninggalkan Ritora sendiri.

***

“ kurang ajar. Emang dia pikir dia itu siapa.” Yayang marah-marah saat masuk ke dalam kelas. Tika, temannya bingung dengan tingkah Yayang itu.

“ kenapa loe, Yang?? Datang-datang langsung marah-marah gak jelas gitu.” Tanya Tika ke Yayang.

“ loe tau gak?? Tadi Ritora datang saat gue lagi adu mulut dengan si Merry itu. Hampir saja gue ditampar sama si Merry, tapi Ritora datang sok-sok jadi pahlawan kesiangan. Emang dia pikir gue gak bisa ngelawan Merry itu.” terang Yayang panjang lebar.

“ bukan gitu mungkin maksudnya. Barangkali dia emang niat pengen nolongin loe.” Jelas Tika.

“ aahh… gak mungkin. ( Yayang menepiskan tangannya.) itu pasti salah satu dari rencananya.” Yayang berpikiran negative tentang Ritora.

“ loe gak boleg su’udzon dulu, Yang.” Jelas Tika lagi.

“ udah ah, gue malas bahasnya. Ntar aja kalo mau di bahas lagi.” Yayang diam disamping Tika. Tika pun diam juga.

***

          Teeeeng…. Teeeeeng…. Bel tanda pulang berbunyi. Semua siswa SMU Titras Jaya pada berhamburan keluar. Mereka ingin cepat-cepat sampai di rumah masing-masing karena hari siang itu sangat panas. Saat itu Ritora sedang menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya dan dia melihat Yayang yang ingin menyebrang jalan. Saat bersamaan, tiba-tiba Yayang di srempet motor. Ritora yang melihat kejadian itu langsung berlari ke Yayang. Siswa yang masih disitu langsung mengkrumuni mereka. Tampak muka Ritora pucat melihat keadaan Yayang yang tak sadar itu.

“ woi.. tolongin gue. Gue butuh ambulan. Cepat panggilin ambulan.” Gak pernah Ritora sepanik ini sebelumnya. Tapi kali ini dia sangat panik melihat keadaan Yayang.

          Tak lama kemudian, ambulan pun datang. Yayang pun langsung dibawa ke rumah sakit.

***

          Sesampainya di rumah sakit, Yayang langsung dibawa ke ruang UGD. Saking paniknya, Ritora langsung mencari-cari sesuatu di dalam tasnya Yayang. Akhirnya dia menemukan juga yang dia cari. Ternyata yang dia cari adalah handphonenya Yayang. Dia langsung buru-buru menelpon mamanya Yayang.

“ hallo sayang. Kamu dimana?? Kok belum pulang juga??.” Tanya mamanya Yayang dari seberang sana.

“ maaf, tante. Saya bukan Yayang tapi temannya. Yayang tadi di srempet motor saat pulang sekolah. Sekarang dia ada di rumah sakit. Tante tenang aja dia gak apa-apa kok. Jadi tante gak usah panik.” Terang Ritora. Mamanya Yayang sempat syok mendengar kabar itu. Tanpa menunggu lama lagi, mamanya Yayang langsung mematikan teleponnya dan ke rumah sakit.

***

“ permisi, mbak. Korban yang tersrempet motor di ruang mana ya??.” Tanya mama Yayang ke resepsionis.

“ oh sudah dibawa ke ruang perawatan. Ibu siapanya ya??.” Tanya resepionis itu sopan.

“ saya mamanya.” Jawab mama Yayang.

“ ouh… oh ya,bu. Tadi ada seorang cowok menitipkan tas ini supaya diberikan ke orang tuanya si korban. Kayaknya dia temannya anak ibu. Orangnya baik, bu.”

“ terima kasih ya mbak. Dia tidak menyebutkan namanya??.” Tanya mama Yayang.

“ tidak, bu.”

“ Baiklah kalau begitu saya permisi dulu.” Mama Yayang berlalu dari hadapan resepsionis itu.

***

          Sudah hampir lima jam mama Yayang menunggunya di rumah sakit. Kini, barulah dia sadar.

“ kamu sudah siuman sayang?? “ Tanya mama Yayang.

“ aku ada dimana, ma?? “ Yayang balik bertanya.

“ kamu ada di rumah sakit. Tadi waktu kamu pulang sekolah, kamu di srempet motor. Untung saja ada teman kamu yang nolongin kamu.” Jelas mama.

“ teman?? Siapa ma??” Tanya Yayang penasaran.

“ mama juga gak tau siapa namanya. Yang jelas dia cowok dan sangat baik sudah mau membawa kamu ke rumah sakit. Malah dia yang memberitahukan mama kalau kamu masuk rumah sakit.” Terang mama.

“ ouh..” hanya begitu saja reaksi Yayang.

“ ya sudah ya. Kamu istirahat saja. Mama mau cari makan buat kita.” Ucap mama sambil mencium kening putrid kesayangannya itu.

***

          Paginya disekolah, Tika baru datang. Untung saja dia tidak terlambat. Karena semalam dia begadang harus ngerjain pe-er.

“ Tik, loe udah denger belum, kalo kemarin Yayang di srempet motor waktu dia nyebrang jalan.” Kata seorang temannya, Ani. Tika hanya tercengang kaget mendengar berita itu.

“ Tika.. Tika…” Ani menggerakkan tangannya di depan muka Tika. Tika pun tersadar.

“ Dia di rumah sakit mana??” Tanya Tika tiba-tiba.

“ ada di rumah sakit Fatmawati.” Jawab Ani.

“ An, tolong izinin gue ya. Gue mau ke rumah sakit sekarang.” Tika langsung berlari meninggalkan ruangan kelasnya.

***

“ selamat pagi, mbak.” Seorang suster masuk ke dalam ruangan Yayang untuk mengecek keadaan Yayang. Yayang hanya tersenyum manis.

“ ini mbak ada titipan bunga.” Kata suster itu. Yayang mengambilnya. Lalu berlalu pergi dari ruangan itu.

 

 

          Yayang tersenyum sendiri membaca memo singkat itu. “ Tika..Tika..” kata Yayang berbicara sendiri. saat itu Tika datang.

“ assalamu’alaikum.” Tika mengucapkan salam dan masuk. Dia langsung duduk di samping Yayang.

“ wa’alaikum salam. Loe kok bisa disini?? Loe gak sekolah??” Tanya Yayang.

“ gak. Gue kesini buat jenguk loe.”

“ ouh… Tapi thanks ya atas bunganya. Gue suka.” Yayang mengucapkan terima kasih ke Tika.

 bunga?? bunga apaan?? Gue gak kasih loe bunga. Malah gue baru tau tadi pagi kalo loe masuk rumah sakit. Jadi gimana gue mau bawain loe bunga??” Jawab Tika apa adanya.

“ trus bunga ini dari siapa dong??” Tanya Yayang penasaran.

“ ya, mana gue tau. Atau jangan-jangan, loe selama ini punya pengagum rahasia lagi??” Tanya Tika asal.

“ apaan sih, pengagum rahasia?? Basi tau.” Jawab Yayang jutek.

“ iya deh. Yang punya pengagum rahasia sekarang sombong.” Goda Tika.

“ udah ah gue malas bahasnya.” Yayang semakin jutek. Tika hanya tertawa melihat Yayang seperti itu.

***

          Barusan kemaren Yayang pulang dari rumah sakit. Sekarang, dia sudah bersiap-siap untuk sarapan pagi. Karena hari itu juga dia akan sekolah kembali seperti semula.  Dia tidak mau meninggalkan pelajarannya lama-lama.

“ anak mama sudah yakin mau berangkat sekolah?? Kamu kan belum pulih benar.” Tanya mama menasehatinya.

“ gak apa-apa kok, Ma. Yayang udah sembuh. Lagian Yayang gak mau ketinggalan banyak pelajaran.” Kata Yayang sambil melahap nasi goreng yang ada di piringnya.

“ ya, sudah kalau kamu maksa. Tapi kalau kamu gak kuat di sekolah kamu minta izin buat pulang, ya.” Nasehat mama.

“ iya, ma. Ya udah ya. Yayang berangkat sekolah dulu. Assalamu’alaikum.” Yayang mengucapkan salam dan mencium tangan mamanya.

“ hati-hati ya sayang.” “ iya ma.” Wanita setengah peruh baya itu kembali melanjutkan sarapan paginya.

***

          Pagi itu sekolah masih kelihatan sepi. Belum terlalu banyak siswa yang datang. Yayang langsung masuk ke kelasnya. Sambil menunggu teman yang lain datang, dia membuka buku pelajarannya. Sudah hampir sepuluh menit dia di dalam kelas. Sudah banyak siswa yang datang. Saat itu Tika datang, dia tau bahwa hari ini Yayang akan masuk. Karena semalam Yayang menelponnya.

“ Yang, loe tau gak yang nolongin loe waktu itu siapa??” Tanya Tika yang bari datang. Belum sempat Yayang menjawab, Tika sudah ngomong lagi.

“ loe juga tau gak siapa yang ngirimin loe bunga waktu loe di rumah sakit??” Tanya Tika lagi.

“ gak.” Jawab Yayang singkat.

“ yang nolongin loe waktu itu Ritora. Dan yang ngirimin loe bunga itu Ritora juga. Gue tau dari teman-teman yang lain. Mereka ngeliat sendiri gimana paniknya Ritora waktu itu. dia juga yang ngebawa loe ke rumah sakit.” Cerita Tika panjang lebar. Yayang yang mendengarnya tidak percaya apa yang dilakukan cowok itu. Yayang sempat tersentuh mendengar cerita Tika barusan. Bahwa Ritora panik melihat dia yang gak sadar waktu itu. Bahkan Yayang gak menyangka, cowok yang selama ini selalu membuat dia kesal malah begitu paniknya melihat kondisi dia saat itu. Tapi disisi lain dia gengsi buat mengakui itu semua.

“ awas dia. Dia piker gue bakal tersentuh sama perbuatannya itu.” Yayang beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju pintu.

“ Yang, loe mau kemana??” Tika mengikutinya dari belakang.

          Tidak susah bagi Yayang buat mencari kelas cowok itu. Akhirnya Yayang sudah di depan kelas Ritora. Pada saat itu Ritora mau keluar dari dalm kelasnya.

“ eh loe.” Yayang menunjuk Ritora.

“ ada apalagi loe?? Loe punya masalah lagi sama gue??” Tanya Ritora.

“ iya. Gue gak suka loe sok-sok jadi pahlawan kesiangan karena nolongin gue tempo lalu. Dan gue gak gampang buat maafin cowok macam loe yang suka buat gue kesal. Dan yang terakhir, thanks atas bantuan loe.” Yayang pergi dari hadapan Ritora. Dia tidak mau menatap cowok itu lama-lama. Ritora hanya senyum-senyum dengan tingkahnya Yayang.

***

          Yayang merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Dia merasa hari ini dia sangat kelelahan. Dia mencoba memejamkan matanya, tapi terlintas dipikirannya Ritora. Dia tersenyum sendiri membayangkan cowok itu.

“ awalnya emang sih dia ngeselin, tapi gue gak nyangka banget di balik itu semua dia mempunyai kebaikan yang gak dimiliki sama semua orang. Bahkan dia panik waktu gue gak sadar. Pengen ngeliat reaksi dia waktu gue gak sadar.” Yayang tersenyum mengingat itu semua.

“ Ritora.” Yayang menyebut nama cowok itu. Lalu dia menyambung lagi omongannya.

“ dia lumayan keren, ganteng, baik, tapi sedikit ngeselin juga sih.” Yayang kembali tersenyum sendiri.

“ da ah, gue mau tidur ngantuk.” Dia memejamkan matanya. Dan masuk kealam mimpinya.

***

          Paginya disekolah, Yayang dan Tika melihat anak-anak pada berkerumun di mading sekolahan. Mungkin ada berita terbaru atau informasi penting.

“ permisi…permisi…” Tika berusaha masuk diantara anak-anak yang lagi berkerumun disitu.

“ wah…  Yang, minggu depan ada pensi itu. Loe ikutan nyanyi aja. Loe kan pintar nyanyi.” Tiba-tiba Yayang menarik tangan Tika keluar dari kerumunan itu.

“ gak ah. Lagian kan gue udah lama gak nyanyi.” Kata Yayang.

“ gue yakin loe pasti bisa.” Tika memberinya semangat.

“ oke gue akan coba.” “ gitu dong.” Mereka pun masuk ke kelas.

***

          Ini adalah hari ke enam Yayang berlatih menyanyi. Tika selalu ada disampingnya, buat mendengarkan dia latihan.

“ Tik, gue gak bisa.” Tiba-tiba Yayang menghentikan latihannya.

“ siapa bilang loe gak bisa?? Suara loe bagus kok. Loe percaya sama gue.” Kata Tika menenangkan Yayang. Yayang kembali melanjutkan latihannya.

***

          Disekolah SMU Titras Jaya tampak ramai pagi itu. karena sebentar lagi acara pensi akan segera dimulai. Tampak pembawa acara membacakan susunan acaranya. Acara-acara sudah dilaksanakan. Sekarang adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh semua anak-anak SMU Titras Jaya yaitu performance dari teman-teman mereka.

“ Tik, gue gak jadi….” Belum selesai Yayang bicara, Tika sudah memotongnya.

“ apa??? Loe gak jadi nyanyi?? Yang benar aja dong. Gue udah daftarin loe buat tampil nih.” Kata Tika kesal.

“ makanya jangan keseringan motong pembicaraan orang deh. Gue itu gak jadi bawain lagu “ GEREGETAN “.” Kata Yayang lirih.

“ loh kenapa??” Tanya Tika.

“ karena gue mau ngebain lagu VIERRA “ RASA INI “.” Jawab Yayang.

“ emang loe hafal lagunya??’ Tanya Tika lagi.

“ tenang aja.” “ terserah loe, deh.”

“ baiklah, penampilan selanjutnya yaitu Yayang. Selamat menyaksikan.” Pambawa acara itu memanggil namanya.

“ Yang, nama loe dipanggil itu. cepetan.” Yayang buru-buru menaiki panggung.

“ baik, gue akan ngebawain lagunya VIERRA “ RASA INI “.” Musik pun berbunyi, Yayang mendengarkan music itu agar pas waktu masuk lagunya.

RASA INI

Ku tak percaya kau ada disini

Menemaniku disaat dia pergi

Sungguh bahagia kau ada disini

Menghapus semua sakit yang kurasa

Mungkinkah kau merasakan

Semua yang kupasrahkan dengarlah kasih

Kusuka dirinya mungkin aku sayang

Namun apakah mungkin kau menjadi milikku

Tak pernah menjadi menjadi miliknya

Namun salahkah aku bila kupendam rasa ini

 

Mungkinkah kau merasakan

Semua yang kupasrahkan dengarlah kasih

Kusuka dirinya mungkin aku sayang

Namun apakah mungkin kau menjadi milikku

Tak pernah menjadi menjadi miliknya

Namun salahkah aku bila kupendam rasa ini

 

Kusuka dirinya mungkin aku sayang

Namun apakah mungkin kau menjadi milikku

Tak pernah menjadi menjadi miliknya

Namun salahkah aku bila kupendam rasa ini

 

          Semua anak-anak yang ada disana bertepuk tangan.

“ terima kasih.” Yayang buru-buru turun dari atas panggung.

“ baik, inilah penampilan terakhir dari teman kita, Ritora.” Semua anak-anak menyoraki dengan senyuman.

“ ha?? Dia nampil juga, Tik.” Yayang kesal.

 

“ lagu ini buat seseorang yang gue suka. Gue juga gak tau sejak kapan gue suka sama dia. Yang jelas semua berjalan beriringan dengan waktu. Dan juga gue mau minta maaf sama cewek itu karena selama ini gue udah buat dia kesal. Jujur, gue gak bermasud buat dia kesal sama gue. Karena pada hakekatnya gue sayang sama dia. Baiklah gue akan nyanyiin lagu ARMADA “ BUKA HATIMU “.” Semua anak-anak pada diam. Tapi setelah music mulai semua anak bertepuk tangan.

 

BUKA HATIMU

 

Aku tahanlah mengikuti semua langkah kakimu

Dan berharap bisa memilikimu

Berbagai cara telah aku lakukan untuk hidupmu

Hingga aku mengorbankan hidupku

Buka hatimu bukalah sedikit untukku

Sehingga diriku bisa memilikimu

 

Berbagai cara telah aku lakukan untuk hidupmu

Hingga aku mengorbankan hidupku

Buka hatimu bukalah sedikit untukku

Sehingga diriku bisa memilikimu

Betapa sakitnya betapa perihnya hatiku

Selalu dirimu tak menganggapku ada

 

Buka hatimu bukalah sedikit untukku

Sehingga diriku bisa memilikimu

Betapa sakitnya betapa perihnya hatiku

Selalu dirimu tak menganggapku ada

 

          Setelah Ritora selesai membawakan lagu itu. Semua anak-anak pada tepuk tangan, tapi tidak dengan Yayang. Dia terlihat kesal dengan cowok yang bernama Ritora itu.

“ Yayang…” Ritora menyebut namanya. Yayang melihat dengan mata sinis kearah Ritora di atas panggung.

“ cewek itu adalah kamu. Aku suka sama kamu. Maukah kamu jadi pacarku??” Suasana jadi hening. Semua muka menatap kearah Yayang. Yayang tertunduk malu, mukanya memerah seperti kepiting rebus. Semua anak teriak “ terima…terima…terima…” Yayang gak sanggup menahan malunya. Dia berlari meninggalkan acara yang belum selesai itu. Tika menyusulnya dari belakang. Ritora yang melihat Yayang berlari, dia segera turun dari atas panggung dan mengejarnya.

          Setelah mencari beberapa lama, akhirnya Tika menemukan Yayang di taman belakang sekolah. Dia lagi sendirian di bawah pohon yang rindang. Saat Tika mau mendekati Yayang, Ritora menahannya.

“ Please… kasih gue kesempatan buat ngomong sama dia.” Ritora meyakinkah Tika. Tika mengangguk tanda setuju. Ritora mendekati Yayang. Tapi Yayang mengetahui kedatangannya.

“ mau apa loe kesini?? Belum puas loe buat gue malu tadi??.” Yayang sangat marah sama Ritora. Ritora berusaha tetap tenang.

“ boleh gue duduk disamping loe??” Yayang tak mengubris pertanyaan Ritora. Ritora pun duduk disampingnya.

“ sorry, kalau loe nyangka gue mempermalukan loe tadi. Tapi benar, gue gak bermaksud seperti itu. Gue berani bersumpah.” Ritora mengangkat dua jarinya.

“ gue gak percaya. Semua yang loe bilang itu bulsyit.” Yayang terus memperlihatkan wajah kesalnya.

“ gue tau, loe gak segampang itu percaya sama orang termasuk gue. Tapi please… beri gue kesempatan.” Ritora memohon. Yayang hanya diam.

“ gue tulus mencintai loe. Apa loe gak bisa melihat ketulusan cinta gue, Yang?? “ Yayang terus diam.

“ lihat gue, Yang. Lihat mata gue.” Ritora mengguncang bahu Yayang. Yayang hanya menunduk.

“ apa segitunya loe benci sama gue, Yang?? Sehingga loe gak mau menatap mata gue.” Ritora tersimpuh di hadapan Yayang. Tak terasa dia menetaskan air matanya. Baru kali ini dia meneteskan air mata buat seorang cewek yang dia cintai.

Yayang berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh. Karena memang di hati kecilnya, dia juga sangat mencintai Ritora. Tapi dia masih malu buat berkata jujur.

          Ritora masih tersimpuh. Dia menundukkan kepalanya. Lalu dia kembali menegakkan kepanya, dan berteriak “ Yayang gue suka sama loe. Please buka sedikit hati loe buat gue. Gue sangat sayang sama loe. Apa loe gak bisa melihat ketulusan cinta gue.” Ritora kembali meneteskan air matanya.

          Akhirnya tanpa disadari, Yayang berjongkok dan memeluk tubuh cowok itu dari samping. Ritora yang merasakan pelukan itu, menatap Yayang. Dia tersenyum senang, akhirnya Yayang bisa juga melihat ketulusan cintanya. Dan sekarang, Yayang telah bisa membuka hatinya buat cowok bernama Ritora itu. Dan juga, Yayang telah bisa mengalahkan rasa malunya tadi, bahwa dia juga mencintai Ritora. Ntah apa yang akan terjadi bila dia tidak bisa mengalahkan rasa malunya tadi. Mungkin dia akan menyesali dirinya seumur hidup.

 

~SEKIAN~

Tidak ada komentar: